TEORI ARISTOTELES
Teori Hukum Kodrat Aristoteles
Aristoteles (384 - 322 SM):
Latar Belakang:
Pada usia 20 tahun menjadi murid Plato. Pada 343 SM mengajar Iskandar Muda. Seiring dengan meningkatnya "status sosial", tahun 325 SM dia membuka Lyceum. Namun seiring dengan surut dan berakhirnya kekuasaan Iskandar Agung, dia termasuk yang dicari-cari dan diburu oleh para lawan politik Iskandar. Keadaan yang demikian membuatnya terpaksa melarikan diri. Ia meninggal dalam keadaan sakit dalam pelarian. Pengaruh filsafat Plato "tua" sangat kuat, terlihat dari metodenya yang empiris.
Teori Aristoteles tentang Ilmu pengetahuan
Pemahaman manusia akan ilmu pengetahuan (sains) tentang alam semesta pada tiga setengah abad sebelum masehi hanya didasarkan pada pengamatan (observasi) tanpa ada penjelasan yang didukung oleh eksperimen atau percobaan seperti yang lazim dilakukan untuk mengetahui suatu fenomena alam. Planet Bumi yang kita tempati ini mempunyai letak yang cukup unik, yaitu planet ketiga dalam susunan tata surya (solar system) maka ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan pergerakan benda langit yang salah satunya menunjukkan pergerakan yang unik seperti pergerakan retrograd Mars.Banyak pertanyaan yang terlintas pada masyarakat awam pada saat itu seperti: Kenapa Mars mempunyai lintasan yang seolah dapat bergerak bolak-balik (retrograd) sedangkan planet lain tidak?
Tentu saja pertanyaan tersebut pada saat itu belum dapat dijawab karena pada zaman itu teori yang diterima paling benar adalah teori Aristoteles yang menerangkan bahwa Bumi merupakan pusat tata surya. Selama berabad-abad teori ini dipertahankan bersamaan dengan kepercayaan pada saat itu bahwa Bumi itu datar. Sebelumnya Pytagoras telah membuat suatu model tata surya yang jauh berbeda dengan pandangan Aristoteles. Menurut Pytagoras dalam model tata suryanya, Bumi bukanlah pusat tata surya tapi letak Bumi, Bulan, Venus, Merkurius, Mars, Jupiter dan Saturnus bersama-sama mengitari suatu pusat yang oleh Pytagoras disebut sebagai titik api pusat. Dari sini sebenarnya kita bisa berpendapat bahwa teori Pytagoras telah menuju pada konsep Galaksi. Setelah beberapa abad kemudian manusia mendapatkan kenyataan bahwa Bumi bukan hanya berevolusi mengitari Matahari tapi juga bersama-sama Matahari berevolusi terhadap pusat Galaksi yang sekarang kita sebut sebagai Bima Sakti (Milky Way).
Sampai pada abad ke-15, teori Geosentris Aristoteles bertahan cukup lama sampai Nicolas Copernicus menemukan dan mengusulkan ide bahwa yang menjadi pusat tata surya bukanlah Bumi melainkan Matahari. Temuan dan usulannya ini mendukung usulan Aristacus yang sebelumnya telah menyatakan bahwa Mataharilah pusat tata surya. Sampai pada akhirnya usulan ini disebut sebagai teori Heliosentris (Helios artinya Matahari dalam bahasa Yunani). Teori ini telah banyak memakan korban, bukan hanya dari orang-orang awan yang percaya tapi juga dari kalangan ilmuwan. Di kalangan Gereja Ortodok, teori Aristoteles dianggap sebagai teori yang paling benar karena dianggap sesuai dengan yang tertulis dalam kitab suci sehingga mereka menganggap bahwa setiap teori baru yang menentang teori Aristoteles sama dengan menentang kitab suci dan yang menentang harus dihukum mati karena kalau tidak akan membawa umat pada jalan yang sesat.
Tak terkecuali ilmuwan sekelas Galileo pun mendapatkan perlakuan yang sama seperti para penganut heliosentris yang lain. Akan tetapi ilmuwan ini masih beruntung karena dia tidak sampai dihukum mati, melainkan hanya dikenakan hukuman tahanan rumah. Ironis memang, ilmuwan yang banyak mendapat ide justru dari gereja ini ternyata harus mendapat hukuman dari para petinggi gereja. Beberapa kejadian yang pernah tercatat adalah ketika dia memperhatikan lampu-lampu gantung gereja yang bergoyang tertiup angin. Saat itu dia mendapat kesimpulan bahwa yang ditempuh bandul (lampu-lampu gantung) adalah sama seberapa pun jauhnya dia terlontar. Setelah melakukan beberapa eksperimen, diketahui bahwa kecepatan gerakan bandul bukan ditentukan oleh seberapa jauh dia terlontar, melainkan oleh panjang tali penggantung bandul.
Peristiwa lain yang juga cukup kita kenal adalah saat ilmuwan Italia ini membuktikan bahwa kecepatan benda jatuh tidaklah ditentukan oleh berat benda yang bersangkutan tapi ditentukan oleh bentuk benda yang berhubungan erat dengan
Pytagoras � Susunan tata surya menurut teori Pytagoras (Heliosentris) secara berurutan dimulai dari Api pusat,, Bumi, Bulan, Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter, Saturnus.
(Admin) www.yisc.or.id
Teori tempat dari Aristoteles
Generasi kedua setelah Plato adalah Aristoteles.
Aristoteles mencoba mengemukakan mengenai ruang (topos), dengan memberikan lima karakteristik ruang di antaranya: 1) Suatu tempat adalah yang di kelilingi; 2) Tempat itu bukan bagian dari yang mengelilingi; 3) Tempat dari benda tak lebih kecil atau besar dari bendanya itu sendiri; 4) Tempat itu dapat dipisahkan atau ditinggalkan oleh benda itu; dan 5) Apakah tempat itu yang bergerak akhirnya akan berhenti pada suatu tempat, di mana ia berada. Teori d atas dalam perkembangannya mendapat tantangan besar setelah PD II. Teori tersebut direhabilitir. Salah satu tokoh yang memperkuat teori Aristoteles, adalah Kenzo Tange dari Jepang. Kenzo Tange mengakui pentingnya aspek yang abadi dari batas arsitektur meskipun persyaratan-persyaratan yang dibuat manusia berubah.
Dari sederetan nama-nama filsuf, Aristoteles bisa disebut sebagai pemikir yang memberi kontribusi besar pada perkembangan ilmu politik. Karyanya yang berjudul La Politica memiliki peran besar dalam perkembangan dasar-dasar ilmu politik hingga saat ini. Tak heran jika Alexander Agung pun terpana dengan pandangan-pandangan politiknya tentang negara. Selain La Politica, guru dari Alexander Agung ini juga menulis Ethica.
La Politica mengulas seluk beluk persoalan negara secara mendasar. Berisi banyak pertanyaan yang sederhana hingga memunculkan jawaban-jawaban yang tidak sederhana, bahkan menimbulkan efek berdebatan intelektual yang masih relevan dengan kondisi saat ini. Inilah kelebihan dari Aristoteles yang bisa dibilang memiliki pemikiran yang kritis, mendalam, holistik, dan visioner. Wajar saja karena beginilah salah satu ciri dari para pemikir di masa lampau. Nah, hasil pemikirannya yang kontemplatif itu masih awet untuk dibaca kapanpun dan di manapun.
Pemikiran Aristoteles tentang Etika dan Negara
· Etika
Kita sudah mengetahui bahwa Aristoteles menguraikan pendiriannya pada Etika dalam tiga karya: Ethica Nicomachea, Ethica Eudemia, Magna Moralia. Karya terakhir umumnya tidak dianggap otentik. Otentisitas Ethice Eudemia dahulu beberapa kali dipersoalkan, tetapi sekarang sudah tercapai konsensus antara para ahli mengenai otentisitasnya. Tetapi Ethica Nicomachea agaknya ditulis Aristoteles pada usia lebih tua dari pada Ethice Eudemia, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam Ethica Nicomachea kita menemui pemikiran lebih matang dalam bidang etika. Dalam uraian ini kita membatasi diri pada karya terakhir saja.
a) Kebahagiaan sebagai tujuan
Dalam segala perbuatannya manusia mengejar suatu tujuan. Ia selalu mencari sesuatu yang baik bagi dirinya. Aristoteles mengajukan pertanyaan, apakah kiranya terdapat suatu tujuan tertinggi dan terakhir yang dikejar hanya karena dirinya sendiri dan bukan demi suatu tujuan lain, sedangkan semua tujuan bawahan mengarah ketujuan tertinggi itu? Menurut Aristoteles tujuan tertinggi adalah kebahagiaan (eudaimonia). Dengan itu sudah nyata bahwa etika merupakan cabang filsafat yang bermaksud praktis, bukan teoritis. Oleh karenanya, Aristoteles berpendapat bahwa etika sebaiknya tidak dipelajari oleh orang muda, sebab mereka belum mempunyai pengalaman yang boleh dibilang matang.
b) Kebahagiaan menurut isinya
Belum cukuplah, jika kita mengatakan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan tertinggi dalam hidup manusia. Perkataan ini perlu dijelaskan lagi, karena banyak orang menganggap kebahagiaan dengan berbagai cara. Ada orang berpendapat bahwa kebahagiaan adalah kesehatan, kebahagiaan dengan kekayaan, kebahagiaan dengan penghormatan. Perlulah bahwa kebahagiaan manusia terdiri dari suatu aktivitas yang khusus untuk manusia saja dan mengakibatkan kesempurnaannya.
Aristoteles mencatat pula bahwa pemikiran yang disertai keutamaan belum boleh disebut kebahagiaan, kalau hanya berlangsung beberapa detik atau sesekali saja. Manusia bari boleh disebut bahagia, jika ia dapat menjalankan pemikran yang disertai keutamaan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Dengan perkataan lain, kebahagiaan adalah keadaan manusia yang bersifat stabil.
c) Ajaran tentang keutamaan
Mulai dengan buku II, Ethica Nicomachea menguraikan panjang lebar ajaran Aristoteles mengenai keutamaan (arete). Kita masih ingat bahwa menurut Socrates juga Plato keutamaan disamakan dengan pengetahuan.asal saja manusia mengetahui apa yang baik baginya, pasti mereka akan akan berbuat sesuai dengan pengetahuan itu. Oleh karenanya, Socrates menyimpulkan bahwa keutamaan dapat diajarkan, sebagaimana halnya juga dengan pengetahuan lain. Aristoteles tidak menyetujui pendirian Socrates dan Plato ini dan juga Aristoteles menolak anggapan bahwa keutamaan dapt diajarkan.
Biarpun Aristoteles menolak pendirian yang menyamakan keutamaan dengan pengetahuan, namun ia mengakui juga bahwa rasio mempunyai peranaan terpenting dalam membentuk keutamaan-keutamaan. Setiap keutamaan berasal dari rasio. Tetapi ada dua jenis keutamaan. Keutaman dapat menyempurnakan rasio sendiri dan keutamaan dapat mengatur watak manusia (perasaan-perasaan, nafsu-nafsu, dll).
· Keutamaan Intelektual
Menurut pendapat Aristoteles, rasio manusia mempunyai dua fungsi. Di stu pihak rasio memungkinkan manusia untuk mengenal kebenaran, Dapat diartikan rasio ini rasio teoretis. Di lain pihak rasio dapat memberikan petujuk supaya orang mengetahui apa yang harus diputusksn dalam keadaan tertentu, dapat diartikan rasio ini rasio praktis.
· Keutamaan Moral.
Aristoteles melukiskan keutamaan moral sebagai satu sikap watak yang memungkinkan manusia untuk memilih jalan tengah antara dua ekstrem yang berlawanan.
Ada kemungkinan suatu keutamaan yang memilih jalan tengah antara kedua ekstrem tadi, yaitu ”keberanian” atau ”kegagahan”.
d) Kehidupan ideal
Dalam buku X dan terakhir dari Ethica Nicomachea Aristoteles kembali lagi pada unsur yang terpenting dalam kebahagian manusia, yaitu memandang kebenaran. Pendirian Aristoteles sebetulnya tidak berbeda besar dengan anggapan Plato. Bagi Plato tidak ada orang yang mempunyai cara hidup lebih luhur daripada seorang filsuf. Filsuflah yang mengenal kebenaran dengan memandang Ide-ide. Aristoteles menolak adanya Ide-ide, tetapi ia mengakui juga bahwa theoria (memandang kebenaran) adalah aktivitas manusia yang tertinggi. Jadi hidup yang bahagia adalah hidup sebagai filsuf. Karena rasio merupakan suatu unsur Ilahi dalam diri manusia, harus dikatajan pula bahwa menjalankan aktivitas rasio adalah suatu hidup Ilahi.
· Negara
Aristoteles setuju dengan Socrates dan Plato dalam menolak pendirian kaum Sofis bahwa negara itu berdasarkan adat kebiasaan dan bukan kodrat. Buat Aristoteles negara tidak berasal dari suatu inisiatif dari pihak manusia, tetapi menurut kodratnya manusia hidup dalam negara.
Kelemahan konsep "negara
-"Negara
-Konsep tersebut tidak menjamin hak yang sama terhadap semua warga, sebagaimana yang pernah diberikan oleh demokrasi Pericles.
-Konsep "negara
A. Perkembangan Pemikiran Teori Hukum Yunani dan Romawi
Sebelum abad kesembilan belas, teori hukum merupakan produk sampingan yang terpenting dari filsafat agama, etika, dan politik.
Era baru filsafat hukum terutama muncul sebagai akibat konfrontasi yang dalam berhadapan dengan masalah-masalah sosial. Oleh karena itu, teori-teori hukum lama dilandasi oleh teori filsafat dan politik umum. Sedangkan teori-teori hukum modern dibahas dalam bahasa dan sistem pemikiran para ahli hukum sendiri. Adapun perbedaannya, teori hukum lama dan modern, terletak pada metode penekanannya.
TOKOH SKOLASTIK DAN PENDAPATNYA
Thomas Aquinas merupakan filsuf terbesar pada abad pertengahan di Eropa. Pikirannya sampai sekarang masih sangat berpengaruh. Thomas Aquinas berhasil mempersatukan ajaran-ajaran Augustinus yang sampai saat ini menentukan pemikiran di Eropa dengan filasafat Aristoteles dan dengan demikian memberikan impuls-impuls baru bagi kehidupan intelektual di Barat. Sejak itu filasafat mulai berkembang sebagai ilmu tersendiri.
Selama hampir seribu tahun pemikiran Kristiani di Eropa Barat memang amat dipengaruhi oleh sosok raksasa Santo Augustinus. Augustinus sendiri dekat dengan tradisi Neoplatonisme. Adapun Aristoteles semula kurang dikenal di Eropa Kristiani. Itu berubah karena Ibnu Sina dan lebih-lebih Ibnu Rushd dua filsuf besar Islam, serta Maimonides, filsuf Yahudi paling termasur diabad pertengahan yang tinggal di Kairo. Mereka memperkenalkan karya-karya Aristoteles ke Eropa. Masuknya Aristoteles menimbulkan perdebatan. Pemikirannya yang tanpa dimensi transenden, duniawi, analitis, dan bertolak belakang dari pengalaman indrawi terasa jauh kedalaman metafisik dan kehangatan teologis
JOHANES SCOTUS ERIUGENA
Johanes Scotus Eriugena (± 810-870) dari Irlandia adalah seorang yang ajaib sekali. Ia menguasai bahasa Yunani dengan amat baik pada suatu zaman orang banyak hampir tidak mengenal bahasa itu. Juga ia berhasil menyusun suatu sistem filsafat yang teratur secara mendalam pada suatu zaman ketika orang masih berfikir hanya dengan mengumpulkan pendapat orang lain saja.
Pemikiran filsafatnya berdasarkan kristiani. Oleh karena itu segala penelitian dimulai dari iman, sedangkan wahyu ilahi dipandang sebagai sumber bahan-bahan filsafatnya. Menurut dia, akal bertugas mengungkapkan arti yang sebenarnya dari bahan-bahan filsafat yang digalinya dari wahyu ilahi itu.
Pangkal pemikiran metafisis Johanes adalah demikian: makin umum sifat sesuatu, makin nyatalah sesuatu itu. Yang paling bersifat umum itulah yang paling nyata. Oleh karena itu zat yang sifatnya paling umum tentu memiliki realitas yang paling tinggi.zat yang demikian itu adalah alam semesta. Alam adalah keseluruhan realitas. Oleh karena itu hakikat alam adalah satu, esa. Tetapi didalam alam yang esa itu dibedakan 4 bentuk, yaitu:
o Alam yang menciptakan, tetapi yang sendiri tidak diciptakan. Alam semesta secara sempurna ini adalah Allah, satu-satunya realitas adalah hakikat segala sesuatu, yang jauh melebihi segala penentuan, bahkan mengatasi segala ”yang ada”.
Dengan demikian maka satu-satunya realitas yang ada tidak dapat dikenal dengan akal. Jadi segala pengetahuan manusia tentang realitas yang satu itu tentu berdasarkan wahyu.
o Alam yang menciptakan, tetapi yang sendiri diciptakan. Ini adalah teofani yang pertama, yaitu dunia idea, yang adalah pola dasar segala sesuatu.
o Alam yang diciptakan, tetapi yang sendiri tidak diciptakan. Ini adalah teopani kedua, yaitu perealisasian segala sesuatu didalam dunia yang tampak ini.
o Alam tidak menciptakan dan tidak diciptakan. Inilah Allah sebagai bentuk alam yang keempat.
ANSELMUS
Anselmus dari Canterbury (1033-1109) dilahirkan di Aosta, Piemont, yang kemudian menjadi uskup di Canterbury. Sekalipun sebagian karyanya ditulis pada abad ke-11, akan tetapi karya-karyanya itu besar sekali pengaruhnya atas pemikiran Skolastik, maka tiada keberatan untuk membicarakan tokoh ini sebagai termasuk tokoh abad ke-12.
Pemikiran dialektika, atau pemikiran dengan akal, diterima sepenuhnya bagi pemikiran teologia. Akan tetapi bukan dalam arti bahwa hanya akallah yang dapat memimpin orang kepada kepercayaan, melainkan bahwa orang harus percaya dahulu supaya dapat mendapatkan pengertian yang benar akan kebenaran.
Menurut Anselmus, pengertian-pengertian umum atau universalia bukan hanya sebutan saja, akan tetapi juga memiliki realitas. Universalia benar-benar ada kenyataannya, bebas daripada segala hal yang individual, yaitu berada sebagai idea-idea di dalam Allah.
Baik pandangan tentang pemikiran akali, maupun pandangannya tentang universelia itu dikaitkan dengan pandangan tentang bukti-bukti tentang adanya Allah.
PETRUS ABAELARDUS
Petrus Abaelardus (1079-1142) dilahirkan di Le Pallet (dekat Nantes), di Perancis. Pandangannya tajam sekali, akan tetapi karena kekerasan wataknya sering ia bentrokan dengan para ahli pikir lainnya dan dengan para pejabat gerejani. Jasa-jasanya terletak dalam pembaharuan metode pemikiran dan dalam memikirkan lebih lanjut persoalan-persoalan dialektis yang aktual.
Metode yang dipakai adalah rasionalistis, yang menundukan iman kepada akal. Iman harus mau diawasi akal. Yang wajib dipercaya ialah apa yang telah disetujui akal dan telah diterima olehnya.
Di bidang Etika Abaelardus merintis pemikiran baru. Ia adalah orang pertama yang ingin menysun Etika, bukan berdasarkan wibawa wahyu, tetapi tanpa meninggalkan moral Kristiani. Ia yakin bahwa moral Kristiani berada segaris denagn apa yang dapat dibangun oleh suatu moral yang murni bersifat kodrati.
RENAISSANCE
Budaya pada zaman Renaissance (sekitar tahun 1400 - 1600). Istilah Renaissance berasal dari bahasa Perancis yang berarti lahir kembali (rebirth) (re - kembali, dan nascere-dilahirkan). Mengapa disebut lahir kembali ? Karena pada zaman tersebut banyak orang yang mulai mempelajari kembali warisan pengetahuan dan kebudayaan kuno yang dimiliki nenek moyang mereka, yakni Yunani dan Romawi. Semangat zaman ini sangat berbeda dengan semangat zaman Medieval Age sebelumnya yang sangat menekankan spiritualitas yang tansenden.
Ciri khas karakteristik zaman renaissance adalah semangat humanisme. Humanisme bukan dalam arti filosofi humanisme, melainkan metoda belajar..
LEONARDO DA VINCI
Leonardo da Vinci (15 April 1452 – 2 Mei 1519) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna.Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner.
Leonardo lahir pada tahun 1452 di
Pada tahun 1476 tertuduh dengan kasus homoseksual dengan seorang model laki-laki berusia belasan tahun yang bernama Jacopo Saltarelli. Sehingga beberapa tahun itu Leonardo selalu berada di bawah pengawasan yang berwenang [1].
Pada usia belia, beliau sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze.Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini lebih bagus dari lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis Leonardo juga sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain. Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati(Duke) di sana.Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma
Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangeo dalam merancang katedral Santo Petrus.Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatanya sebanyak 7.000 halaman. Didalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tak lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri-curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di kemudian hari tindakan yang tak lazim di zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia kedokteran.
Mahakaryanya, Jamuan Terakhir(The Last Supper) pada tahun 1495 sampai tahun 1497 yang dilukis pada dinding biara Santa Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan waktu. Lukisan terkenal lainnya adalah Mona Lisa yang kini terdapat di musium Louvre Paris. Sebuah spekulasi yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara lain menyatakan bahwa citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah Da Vinci sendiri. Spekulasi yang lain menyatakan bahwa perempuan tersebut memang pernah ada, seorang istri pedagang.
Leonardo da Vinci wafat di Clos Lucé, Perancis pada tanggal 2 Mei 1519, dan dimakamkan di Kapel St. Hubert di kastel Amboise, Perancis.
Setelah wafatnya, sangat kuat ditengarai bahwa beliau pernah memegang peranan sebagai orang terkuat di sebuah organisasi rahasia bernama Priory of Sion yang berlaskarkan Knights Templar. Apakah organisasi rahasia ini? Banyak fakta mengarahkan pada suatu dugaan bahwa Priory of Sion merupakan sebuah organisasi yang menjaga ketat-ketat rahasia sejarah kristiani menurut versi yang berbeda dari kitab Injil yang beredar di masyarakat. Yang dirahasiakan adalah mengenai siapa mesias yang sesungguhnya dan kemungkinan Yesus tidak menjalankan hukum selibat. Dalam versi yang sempat menimbulkan kontroversi ini diyakini bahwa Mesias yang sesungguhnya adalah Santo Yohanes Pembaptis, hal tersebut tersirat dari kekerapan Da Vinci melukis Sang Santo dalam posisi telunjuk menuding ke atas sebagai simbolisasi 'Putra Allah'. Versi yang tak kalah mengagetkannya adalah kemungkinan Maria Magdalena si bekas perempuan sundal diperistri oleh Yesus.
MACHIAVELLI
Filosof politik Italia, Niccolo Machiavelli, termasyhur karena nasihatnya yang blak-blakan bahwa seorang penguasa yang ingin tetap berkuasa dan memperkuat kekuasaannya haruslah menggunakan tipu muslihat, licik dan dusta, digabung dengan penggunaan kekejaman penggunaan kekuatan.
Dikutuk banyak orang selaku bajingan tak bennoral, dipuja oleh lainnya selaku realis tulen yang berani memaparkan keadaan dunia apa adanya, Machiavelli salah satu dari sedikit penulis yang hasil karyanya begitu dekat dengan studi baik filosof maupun politikus.
Machiavelli lahir tahun 1469 di
Selama masa hidup Machiavelli --pada saat puncak-puncaknya Renaissance Italia-- Italia terbagi-bagi dalam negara-negara kecil, berbeda dengan negeri yang bersatu seperti Perancis, Spanyol atau Inggris. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa dalam masanya Italia lemah secara militer padahal brilian di segi kultur.
Di kala Machiavelli muda,
Tahun 1512, Republik Florentine digulingkan dan penguasa Medici kembali pegang tampuk kekuasaan, Machiavelli dipecat dari posisinya, dan di tahun berikutnya dia ditahan atas tuduhan terlibat dalam komplotan melawan penguasa Medici. Dia disiksa tetapi tetap bertahan menyatakan tidak bersalah dan akhirnya dibebaskan pada tahun itu juga. Sesudah itu dia pensiun dan berdiam di sebuah perkebunan kecil di San Casciano tidak jauh dari
Selama empat belas tahun sesudah itu, dia menulis beberapa buku, dua diantaranya yang paling masyhur adalah The Prince, (Sang Pangeran) ditulis tahun 1513, dan The Discourses upon the First Ten Books of Titus Livius (Pembicaraan terhadap sepuluh buku pertama Titus Livius). Diantara karya-karya lainnya adalah The art of war (seni berperang), A History of Florence (sejarah
The Prince dapat dianggap nasihat praktek terpenting buat seorang kepada negara. Pikiran dasar buku ini adalah, untuk suatu keberhasilan, seorang Pangeran harus mengabaikan pertimbangan moral sepenuhnya dan mengandalkan segala, sesuatunya atas kekuatan dan kelicikan. Machiavelli menekankan di atas segala-galanya yang terpenting adalah suatu negara mesti dipersenjatai dengan baik. Dia berpendapat, hanya dengan tentara yang diwajibkan dari warga negara itu sendiri yang bisa dipercaya; negara yang bergantung pada tentara bayaran atau tentara dari negeri lain adalah lemah dan berbahaya.
Machiavelli menasihatkan sang Pangeran agar dapat dukungan penduduk, karena kalau tidak, dia tidak punya sumber menghadapi kesulitan. Tentu, Machiavelli maklum bahwa kadangkala seorang penguasa baru, untuk memperkokoh kekuasaannya, harus berbuat sesuatu untuk mengamankan kekuasaannya, terpaksa berbuat yang tidak menyenangkan warganya. Dia usul, meski begitu untuk merebut sesuatu negara, si penakluk mesti mengatur langkah kekejaman sekaligus sehingga tidak perlu mereka alami tiap hari kelonggaran harus diberikan sedikit demi sedikit sehingga mereka bisa merasa senang."
Untuk mencapai sukses, seorang Pangeran harus dikelilingi dengan menteri-menteri yang mampu dan setia: Machiavelli memperingatkan Pangeran agar menjauhkan diri dari penjilat dan minta pendapat apa yang layak dilakukan.
Dalam bab 17 buku The Prince , Machiavelli memperbincangkan apakah seorang Pangeran itu lebih baik dibenci atau dicintai.
Tulis Machiavelli: "... Jawabnya ialah orang selayaknya bisa ditakuti dan dicintai sekaligus. Tetapi ... lebih aman ditakuti daripada dicintai, apabila kita harus pilih salah satu. Sebabnya, cinta itu diikat oleh kewajiban yang membuat seseorang mementingkan dirinya sendiri, dan ikatan itu akan putus apabila berhadapan dengan kepentingannya. Tetapi ... takut didorong oleh kecemasan kena hukuman, tidak pernah meleset ..."
Bab 18 yang berjudul "Cara bagaimana seorang Pangeran memegang kepercayaannya." Di sini Machiavelli berkata "... seorang penguasa yang cermat tidak harus memegang kepercayaannya jika pekerjaan itu berlawanan dengan kepentingannya ..." Dia menambahkan, "Karena tidak ada dasar resmi yang menyalahkan seorang Pangeran yang minta maaf karena dia tidak memenuhi janjinya," karena "... manusia itu begitu sederhana dan mudah mematuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukannya saat itu, dan bahwa seorang yang menipu selalu akan menemukan orang yang mengijinkan dirinya ditipu." Sebagai hasil wajar dari pandangan itu, Machiavelli menasihatkan sang Pangeran supaya senantiasa waspada terhadap janji-janji orang lain.
The Prince (Sang Pangeran) sering dijuluki orang "buku petunjuk untuk para diktator." Karier Machiavelli dan pelbagai tulisannya menunjukkan bahwa secara umum dia cenderung kepada bentuk pemerintahan republik ketimbang pemerintahan diktator. Tetapi dia cemas dan khawatir atas lemahnya politik dan militer Italia, dan merindukan seorang Pangeran yang kuat yang mampu mengatur negeri dan menghalau tentara-tentara asing yang merusak dan menista negerinya. Menarik untuk dicatat, meskipun Machiavelli menganjurkan seorang Pangeran agar melakukan tindakan-tindakan kejam dan sinis, dia sendiri seorang idealis dan seorang patriot, dan tidak begitu mampu mempraktekkannya sendiri apa yang dia usulkan.
Sedikit filosof politik yang begitu sengit diganyang seperti dialami Machiavelli. Bertahun-tahun, dia dikutuk seperti layaknya seorang turunan iblis, dan namanya digunakan sebagai sinonim kepalsuan dan kelicikan. (Tak jarang, kutukan paling sengit datang dari mereka yang justru mempraktekkan ajaran Machiavelli, suatu kemunafikan yang mungkin prinsipnya disetujui juga oleh Machiavelli)!
Kritik-kritik yang dilempar ke muka Machiavelli dari dasar alasan moral tidaklah, tentu saja, menunjukkan bahwa dia tidak berpengaruh samasekali. Kritik yang lebih langsung adalah tuduhan keberatan bahwa idenya itu bukan khusus keluar dari kepalanya sendiri. Tidak orisinal! Ini sedikit banyak ada benarnya juga. Machiavelli berulang kali menanyakan bahwa dia tidak mengusulkan sesuatu yang baru melainkan sekedar menunjukkan teknik yang telah pernah dilaksanakan oleh para Pangeran terdahulu dengan penuh sukses. Kenyataan menunjukkan Machiavelli tak henti-hentinya melukiskan usulnya seraya mengambil contoh kehebatan-kehebatan yang pernah terjadi di jaman lampau, atau dari kejadian di Italia yang agak baruan. Cesare Borgia (yang dipuji-puji oleh Machiavelli dalam buku The Prince) tidaklah belajar taktik dari Machiavelli; malah sebaliknya, Machiavelli yang belajar darinya.
Kendati Benito Mussolini adalah satu dari sedikit pemuka politik yang pernah memuji Machiavelli di muka umum, karena itu tak meragukan lagi sejumlah besar tokoh-tokoh politik terkemuka sudah pernah baca The Prince dengan cermat. Konon, Napoleon senantiasa tidur di bantal yang di bawahnya terselip buku The Prince, begitu pula orang bilang dilakukan oleh Hitler dan Stalin. Meski demikian, tidaklah tampak jelas bahwa taktik Machiavelli lebih umum digunakan dalam politik modern ketimbang di masa sebelum The Prince diterbitkan. Ini merupakan alasan utama mengapa Machiavelli tidak ditempatkan lebih tinggi dari tempatnya sekarang di buku ini.
Tetapi, jika efek, pikiran Machiavelli dalam praktek politik tidak begitu jelas, pengaruhnya dalam teori politik tidaklah perlu diperdebatkan. Penulis-penulis sebelumnya seperti Plato dan
MICHELANGELO
Tak pelak lagi, tokoh terdepan dalam seni visual dalam sejarah adalah budayawan besar masa "Renaissance," Michelangelo. Bukan kepalang briliannya selaku pelukis, pemahat dan arsitek, meninggalkan hasil karya yang mempesona tiap orang yang melihatnya selama lebih dari empat abad. Karyanya secara mendalam mempengaruhi perkembangan seni lukis dan pahat Eropa sesudahnya.
Lahir di Caprese, Itali tahun 1475, kira-kira empat puluh mil dari
Kendati dia tidak segenius Leonardo da Vinci angkatannya yang lebih tua, keserbabisaan dan kebolehan Michelangelo tetap amat mempesona. Dialah satu-satunya seniman, mungkin satu-satunya orang, yang sanggup mencapai puncak prestasi dalam dua bidang yang berbeda satu sama lain. Selaku pelukis dia berada hampir di puncak, baik dari segi kualitas keindahan karyanya maupun pengaruhnya terhadap pelukis-pelukis yang datang belakangan. Fresko besar yang menghiasi dinding atas gereja Sistine di Roma merupakan --tidak bisa tidak-- kreasi seni terbesar sepanjang jaman. Tetapi, Michelangelo sendiri menganggap dirinya pertama-tama seorang pemahat, dan banyak kritikus yang menganggapnya pemahat terbesar yang pernah hidup. Patung "Daud" dan "Musa"-nya --misalnya-- dan "Pieta" yang mashur merupakan hasil karya seni yang tak terlampaui.
Michelangelo juga seorang arsitek besar. Salah satu hasil kerja besarnya di bidang ini adalah rancangan gereja Medici di Florence. Selama beberapa tahun dia juga jadi kepala arsitek gereja St. Peter di Roma.
Micheangelo banyak membikin sajak selama hidupnya, sekitar 300 sajak dapat ditemukan. Soneta-sonetanya dan sajak-sajak lain diterbitkan sesudah matinya. Kesemua sajak-sajaknya itu mencerminkan jelas corak kepribadiannya, dan Michelangelo memang menunjukkan dirinya penyair berbakat.
Seperti halnya saya jelaskan dalam artikel tentang Shakespeare, saya percaya bahwa seni dan para seniman pada umumnya tidaklah begitu banyak pengaruhnya kepada sejarah kemanusiaan dan kehidupan mereka sehari-hari.
Atas dasar itulah Michelangelo --tanpa menyisihkan pengakuan atas kehebatannya selaku seniman genius-- tampil dalam daftar urutan buku ini lebih rendah ketimbang para ilmuwan dan penemu, kendati mereka itu tidak begitu masyhur jika dibandingkan Michelangelo.